Human is a Pathetic Creature

Tulisan berikut ini mungkin terdengar sangat depresif dan berbau nihilis. Terkadang saya sering merasa tenggelam oleh jalan pikiran saya sendiri. Saya memang bukan orang optimis, cenderung pesimis dan nyaris sarkas terhadap apapun - tapi untuk mengenal diri saya di kehidupan nyata, saya pikir saya sebenarnya termasuk orang yang cukup ceria dan punya selera humor bagus (atau setidaknya demikian yang saya pikir tentang diri saya sendiri). I'm a melancholic in disguise.

Last year is one of my rough year, dan mengetahui bahwa hidup saya tidak berjalan sesuai dengan apa yang saya pikirkna sebelumnya membuat saya berpikir tentang hidup itu sendiri. There is so much going on in my head until sometimes I can't catch a breath, but I'm so grateful I'm surrounding by people that I love and care about me. Itu mungkin jaring pengaman buat saya hingga saya tidak merasa "ditinggalkan". Do you think I'm a drama queen? - because yes I am! I'm weak and full of drama.

Oke, mari bicara tentang hidup.

Jalan hidup seseorang tampaknya berbeda-beda, tapi kira-kira kasarannya plot line kehidupan seseorang seperti ini: lahir - sekolah - kuliah - kawin - punya anak - get old - died. Mungkin saya lebay (iya saya drama queen!), tapi saya sering terpikirkan apa esensi "hidup" itu sendiri? Semua manusia akan mati, this is a depressive fact: we're slowly dying. Kita hidup untuk tidak mati. Usia manusia terbilang singkat jika melihat timeline waktu alam semesta. Demikian dengan kehadiran manusia itu sendiri kayak nggak ngefek apa-apa terhadap maha luasnya alam semesta. Religion makes me think that we're a center of attention, but apparently if you studied science and learn a little think about existentialism philosophy you know you are not. Don't you think it's kinda sad?

That's why I give a title of this random shit is "Human is Pathetic Creature", because we are.

Beberapa waktu lalu saya baca sekilas tentang Jean Paul Sartre, salah satu filsuf generasi baru ini - dan saya tertarik bagaimana ia mendefinisikan eksistensi manusia. Dalam artikel yang saya baca tersebut, Satre menyebutkan tentang sebuah gunting (anw, saya tidak terlalu detail mengingat tentang ini, jadi saya coba menjelaskan dengan bahasa saya sendiri). Sebuah gunting dirancang untuk memiliki fungsi tertentu sesuai dengan kegunaannya: ia harus tajam, kokoh digunakan, tahan lama, dll. Artinya, sebuah gunting muncul setelah dirancang fungsinya. Esensi mendahului eksistensi. Namun Sartre kemudian mengatakan bahwa manusia tidak demikian - eksistensi mendahului esensi. Sebagai seorang atheis, Sartre menganggap bahwa manusia ada tanpa membawa misi tertentu, berbeda dengan tujuan diciptakannya manusia sesuai agama (misalnya sebagai khalifah di muka bumi). Kita ada karena ya udah kita ada, hasil evolusi yang unik (tapi belum tentu istimewa), meaningless. Maka setiap manusia harus mendefinisikan dirinya dan tujuan hidupnya masing-masing, menciptakan esensi dirinya masing-masing.

Well, knowing that you were born to this world and this universe, trying to grasp your own purpose of life - and knowing you are nothing to this world (or to God) is kinda depressing for me. Kamu ingin jadi presiden, kamu ingin jadi pengusaha sukses, kamu ingin jadi aktivis kemanusiaan - setiap tujuan hidup yang kamu ciptakan adalah definisi yang kamu rancang sendiri, yang cuma ngefek pada dirimu dan pada sesama manusia. Tanpa ada andil apa-apa bagi kehidupan keseluruhan secara makrokosmos. Manusia itu bukan apa-apa, sekedar titik kecil di planet bumi, dengan usia hidup yang sangat sebentar, dan kita cuma sibuk dengan jalan hidup kita sendiri lantas berpikir bahwa diri kita signifikan. Mengira bahwa kehadiran kita serupa tujuan mulia Tuhan menciptakan manusia...... oh if that's not pathetic then what it is?






Anyway, saya tidak berusaha menyimpulkan apa-apa. Ini mungkin mood gloomy saya aja yang sedang berbicara.

Hope you have a beautiful life :)




Komentar

  1. wth.......
    may i talk to you personally via email of course, i dont have any social media
    salgavmooney@gmail.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer