Let's Talk About Love..

Yuk. Mari bicara cinta.

Beh, apa mentang-mentang kemarin baru aja Valentine (sendirian), trus sekarang ngomongin cinta?

Topik yang saya bicarakan ini dijamin adalah topik favorit jutaan orang. Kalo ga favorit, mustahil lagu-lagu pop dari jaman dahulu sampai detik ini masih aja ngomongin cinta, cinta dan cinta (fakta yang membuat band Efek Rumah Kaca bikin lagu berjudul Cinta Melulu). Tapi yang jelas, topik cinta yang saya bahas ini bukanlah cinta yang romantis, muluk-muluk, atau baper macam artikel hipwee yang penuh romansa memuakkan. Malah, saya mau ngomongin cinta di luar segala romantisme memabukkan ini.. Semacam Sheldon Cooper dari The Big Bang Theory kalau mencoba mendefinisikan cinta : secara ilmiah dan tanpa perasaan!


What is Love

Ah, apa itu cinta? Saya jamin kamu punya definisinya masing-masing. Ti Pat Kai di serial Kera Sakti (ketauan umur deh tau seri ini) bilang: "Sejak dulu begitulah cinta, deritanya tiada pernah berakhir...". Pengarang novel romantis Nicholas Sparks bilang "Love is like the wind, you can't see it but you can feel it,". Okay, cinta adalah hal yang indah. Saya tau. Tapi tepatnya, jatuh cinta adalah hal yang indah - namun cinta sendiri adalah hal yang kompleks. Cinta adalah hal yang bisa membuatmu se-gila Rose yang lebih milih nyelametin Jack daripada selamat naik sekoci bareng mantan tunangannya di film Titanic (1997), dan yang membuat Jack rela mati demi Rose, atau di banyak kasus lain cinta adalah hal yang bisa membuat se-psycho Alex (Glenn Close) di Fatal Attraction (1987) (ngomong-ngomong, film ini juga menunjukkan kalo selingkuh jangan sama orang gag waras!).

Tapi, rupanya scientist punya penjelasan ilmiahnya sendiri. Dijabarkan ilmiah begini bikin nilai "cinta" sendiri tak ubahnya halusinasi akibat aktivitas otak di kepala. Menurut bidang ilmu biologi, cinta terbagi di 3 stage: lust, attraction dan attachment. Stage 1 adalah lust, yang menunjukkan keinginan secara seksual (mungkin tanpa kamu sadari, tapi terbukti cinta pada pandangan pertama biasanya terjadi kepada mereka yang secara fisik sesuai dengan tipemu). Lust ini katanya paling lama bertahan beberapa bulan. Lalu tahap berikutnya adalah romantic attraction, or you can say when you are falling in love. Penelitian di bidang neurosains menunjukkan bahwa ketika jatuh cinta, otak kita mengeluarkan serangkaian zat kimia seperti serotonin dan dopamin - zat kimia dalam otak yang diketahui bertanggung jawab terhadap rasa bahagia. Apakah kamu merasa dunia begitu indah dan hatimu berdebar-debar ketika jatuh cinta? Oh hey, that's just your chemical stuff on your brain speaking! Berita buruknya: proses jatuh cinta ini hanya bertahan paling lama tiga tahun. Ketika masa indah ini berakhir, maka stage berikutnya adalah : attachment. Attachment ini adalah hal yang diperlukan supaya hubungan percintaanmu bertahan lama. Attachment ini bisa berupa komitmen (pacaran, pernikahan) atau mempunyai anak bersama.



Marriage By Love

Berkat Sheldon Cooper dalam salah satu racauan trivia facts-nya di serial The Big Bang Theory saya tahu bahwa "pernikahan karena cinta" (Marriage by Love) ternyata baru populer abad ke-17. Kalau baca wikipedia, kata ahli sejarah Stephanie Coontz memang demikian adanya. Sebelumnya, pernikahan lebih ditekankan pada pernikahan karena campur tangan orangtua (Arranged Marriages). Pernikahan yang diatur ini lebih bisa diterima secara sosial saat itu, terutama untuk menjalin ikatan antar kedua keluarga. Or in different cases, keluarga perempuan "menjual" anak perempuannya ke laki-laki yang bisa menghidupi anak perempuannya (ini kayaknya alesan kenapa ada mahar). Fakta nikah karena cinta baru populer abad ke-17 ini jelas adalah fakta yang agak bikin kaget, terutama buat saya pribadi. Pantes cerita romantis Romeo dan Juliet atau selera lokal seperti Siti Nurbaya begitu melegenda - karena kisah cinta tidak kesampaian itu merepresentasikan bagaimana beratnya memperjuangkan cinta pada masa itu. Kalau dirunut-runut lagi, pantes aja pernikahan dengan model taaruf maupun poligami begitu populer pada abad-abad sebelumnya, karena memang demikian tatanan sosial saat itu. Nikah ya nikah, nggak ada hubungannya sama situ cinta atau enggak. Pernikahan adalah semacam produk kebudayaan yang mengatur berkembang biak, atau dengan kata lain - mengendalikan seksualitas manusia supaya nggak kawin sini kawin sana kayak kucing. Nah, sama sekali nggak romantis kan?

Love and Sex

I hope you are mature enough to understand this. Saya sering berpikir bahwa cinta adalah eufimisme dari seks. Ini tidak sepenuhnya benar, karena sebagian orang bisa melakukan casual sex tanpa hubungan cinta. Namun orang yang berpasangan selalu melibatkan seks ke dalam hubungan mereka, kalau enggak itu namanya friendzone! Bukan, ini maksudnya bukan ajakan cinta satu malam , tapi bahwa yang namanya cinta - sebagaimana para ahli biologi konvensional berpendapat - melibatkan sexual attraction dan attachment. Jadi ketika kamu jatuh cinta, sebenarnya itu adalah proses alami dalam otak menyampaikan keinginan berkembang biak. Walaupun tentu saja otak pria dan wanita berbeda pandangan dalam menyikapi masalah cinta dan seks ini. Lalu, pernikahan itu sendiri adalah wujud komitmen atau perjanjian nyata yang disampaikan ke muka umum antara kedua mempelai, untuk saling setia satu sama lain. Atau secara kasar dan tabunya: berkomitmen untuk hanya bercinta (saya pilih istilah yang sedikit sopan) dengan pasangan - yang pernyataannya disampaikan di depan publik!

Saya kutip salah satu janji nikah dalam Islam yang diucapkan sang suami setelah akad nikah:
"Saya (Nama Mempelai Pria) bin (Nama Ayah Mempelai Pria) saya berjanji dengan sesungguh hati, bahwa saya akan menepati kewajiban saya sebagai seorang suami, dan akan saya pergauli istri saya bernama (Nama Mempelai Wanita) binti (Nama Ayah Mempelai Wanita) dengan baik (muasyarah bil maruf) menurut syariat agama Islam,"
Baca kata yang saya cetak tebal? You know what I mean?

*Saya juga pernah baca buku yang mengatakan betapa signifikannya evolusi dalam membentuk pemikiran, pandangan hingga perasaan kita. Evolusi menunjukkan kenapa lelaki cenderung tidak setia, perempuan cenderung matre, atau kenapa jodoh biasanya mukanya mirip, tapi mungkin saya tulis di tulisan berikutnya saja. 


...
Jadi, masih berpikir cinta seromantis yang kamu bayangkan?
Saya sendiri, berhubung saya perempuan dan kebanyakan nonton film romantis, tidak bisa mencegah bentukan evolusi di otak saya untuk mencari cinta yang indah dan romantis. Masih ngarep bisa ketemu cowok se-smart Harry (Billy Chrystal) di When Harry Met Sally (1989), se-so sweet Chandler Bing di serial TV Friends, dan selucu Ron Weasley di novel Harry Potter (dan kalau bisa seganteng Michael Fassbender). But perhaps I should listen to Samantha on Sex and The City:



*Reference:
1. https://en.wikipedia.org/wiki/Love
2. http://homepage.mac.com/helenfisher/archives_of_sex_beh.pdf Deļ¬ning the Brain Systems of Lust, Romantic Attraction, and Attachment by Fisher et. al
3. https://en.wikipedia.org/wiki/Love_marriage

Komentar

Postingan Populer