Mengenai Manusia: Evolusi, Alien Dan Semesta

Ada yang menarik dari bagaimana manusia memandang dirinya dari masa ke masa, terutama dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. Atau entahlah, tampaknya yang merasa hal ini menarik cuma saya saja? Saya mau bahas bagaimana manusia melihat diri dan bumi yang ditinggalinya, dari 3 aspek: semesta, alien dan evolusi. Saya bukan ahli sains, tapi mudah-mudahan yang saya tulis di sini bisa dipertanggungjawabkan...


SEMESTA

Bayangkan dirimu manusia yang hidup berabad-abad yang lalu, dimana langit di malam hari mempesonamu sedemikian rupa - melihat bintang silih berganti melewati atas kepalamu hingga kamu tiba pada sebuah kesimpulan sederhana: alam semesta mengelilingimu. Teori geosentris mengemuka pada jaman Yunani Kuno, yang artinya bintang-bintang, bulan, matahari dan benda-benda angkasa lainnya mengelilingi bumi yang kita pijak. Teori ini menyatakan bahwa bumi adalah pusat semesta. Kalau dipikir-pikir lebih dalam, ketidaktahuan manusia saat itu membuat kita tampak begitu angkuh seantero alam semesta, seakan-akan semuanya mengelilingi bumi kita. Kita, adalah pusat semesta.

Lantas muncullah seorang ilmuwan bernama Copernicus yang menghancurkan teori yang memandang kita sebagai pusatnya. Teori Heliosentris. Gagasan kita sebagai pusat alam semesta mulai ditinggalkan, berganti bahwa bumi dan planet - planet lainnya mengelilingi matahari. Teori ini kemudian diperkuat oleh ilmuwan-ilmuwan abad pertengahan lainnya seperti Kepler dan Galileo. Teori ini kemudian dipercaya hingga sekarang, bahwa bumi bukanlah pusat semesta. Semakin ke sini, semakin kita paham bahwa sistem tata surya kita pun bergerak mengelilingi sesuatu yang lebih besar, sebagai bagian sangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat kecil dari galaksi bima sakti. Dan, galaksi kita sendiri juga bergerak - sebagaimana galaksi - galaksi lainnya, yang jumlahnya buaaaaaaaaanyaaak. Jadi, di seantero alam semesta yang maha luas besarnya (no one could imagine it), bumi ternyata gag spesial-spesial banget. 

Ini lho bisa dilihat dimana kira-kira letak bumi di galaksi bima sakti, ga keliatan ya?


ALIEN

Wow, alien. Are they really exist?
Saya bukan mau bicara membuktikan alien entah ada atau tidak. Tapi khayalan tentang alien selalu errr.... sangat romantis. Wait, romantis? Romantis mungkin bukan kata yang tepat melukiskan makhluk hidup di planet lain yang tiba ke bumi untuk menghancurkan kita. Yes, it's science fiction movie scenario. Tapi bagi saya pribadi, gagasan besarnya bahwa bukan cuma kita satu-satunya di dunia - bahwa ada makhluk hidup lainnya, yang entah bagaimana bentuknya karena tubuhnya tergantung dengan kondisi planetnya (bisa jadi bertubuh biru seperti film Avatar, atau monster alien pembunuh seperti film Alien/Aliens) terdengar sangat romantis dan indah. We're not alone. Di kesunyian semesta ini, bisa jadi kita punya teman (kecuali planet mereka musnah dan mereka menjadikan bumi sebagai planet baru mereka dengan cara membunuhi kita semua, maka mereka adalah musuh). 

Apa yang dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan astronomi atau SETI, sebuah organisasi yang khusus mendeteksi kehidupan ekstraterestial, adalah fokus mencari planet lain dengan kemungkinan yang sama dengan bumi. Artinya, planet lain dengan atmosfer yang tepat, letaknya dengan 'matahari', kandungan oksigen, dan terutama air - sebagai sumber utama kehidupan yang ada di bumi. Baru-baru ini ditemukan sebuah planet lain yang 'paling mirip bumi', tapi kita tidak punya gambaran yang tepat dengan planet ini. Dan perjalanan kita masih panjang untuk bisa membuktikan apakah memang ada kehidupan yang sama dengan kita di planet tersebut. Tapi ini baru sedikit kemungkinan yang bisa dipahami oleh kita. Kita mencari 'alien' yang mirip dengan kita, sebuah organisme yang terdiri dari unsur karbon. Entah jika ada kemungkinan lain: makhluk hidup yang tidak butuh air tidak butuh oksigen, tidak hidup dengan aturan yang sama dengan kita, siapa yang tahu? Ilmu pengetahuan kita masih sederhana. Dan meneliti angkasa raya yang sebegitu luasnya, dengan jarak yang beribu-ribu hingga bertriliun tahun cahaya, umat manusia mungkin keburu punah dulu sebelum tahu jawabannya.

bisa jadi aliennya imut kayak E.T.
Bisa jadi biru-biru kayak bangsa Na'vinya Avatar
Bisa jadi horror kayak Alien/Aliens. Jangan sampe ya yang begini. Serem.

Saya sendiri sih mempercayai bahwa ada kehidupan ekstraterestial lain di luar sana. Sebuah kepercayaan yang mungkin kamu katakan bodoh, tapi balik lagi bahwa gagasan itu terdengat sangat romantis. Dan alam semesta ini sebegitu besarnya, masa iya tidak ada kehidupan lain di luar sana? bukankah alam semesta begitu mubazir jika kehidupan cuma ada di bumi? apakah kita tidak sombong dengan mengatakan bahwa kita makhluk tercerdas di seantero semesta ini? Dan jika ada - saya harap penemuan ini suatu saat akan terjadi, atau akhirnya kita tiba di masa kita berkenalan dengan alien-alien, menjadikan bahwa kita rupanya bukan yang paling spesial di alam semesta ini. 

EVOLUSI
Gambaran kontrovesi evolusi yang membuat banyak dari kita nggak setuju. Dan gambar ini kurang tepat sih.

Ini teori yang kebanyakan ditentang oleh agamawan. Penganut agama samawi percaya bahwa manusia adalah sudden creation, keturunan langsung dari Nabi Adam. Adam diciptakan dari tanah oleh Tuhan, di firdaus yang indah. Setelah ini Tuhan menciptakan Hawa dari rusuk Adam. Tentu cerita selanjutnya kamu sudah tahu: akibat makan buah Khuldi (termakan rayuan iblis, yang gag mau tunduk kepada manusia - kita digambarkan lebih mulia dari iblis lho yang diciptain duluan, gimana si iblis gag ngambek?), mereka pun dibuang ke surga dan turun ke bumi lantas beranak pinak bercucu pinak menjadi kita-kita ini. Cerita ini sudah menjadi legenda, tertulis dalam kitab suci sebagai asal mula manusia.

Maka bukankah gila jika kemudian Darwin mengemukakan teori evolusi melalui bukunya On The Origins of Species (1859). Intinya teori evolusi menurut Darwin menjelaskan bagaimana spesies berkembang dan berevolusi dari nenek moyang yang sama, melalui seleksi alam. Teori ini kemudian berkembang bahwa seluruh makhluk hidup berasal dari makhluk bersel satu, dan manusia punya garis keturunan dari sebangsa kera yang menyerupai manusia (hominids). Teori ini sendiri masih sulit dibuktikan, karena adanya "the Missing Link", dimana hubungan antara hominids dengan homo sapiens (manusia modern) masih belum jelas dan belum ditemukan buktinya. FYI, pernyataan bahwa kita berasal dari monyet sebenarnya tidak terlalu tepat, yang lebih tepat adalah kita dan bangsa kera sebenarnya saudaraan, karena kita punya nenek moyang yang sama. Jadi jangan gampang terprovokasi kaum agamis yang menolak teori evolusi tanpa punya dasar kuat (kita bukan berasal dari kera! kita anak Adam!). Intinya, teori yang menyatakan bahwa kita hasil dari evolusi nenek moyang yang sama dengan monyet, simpanse, dll seperti merendahkan martabat manusia. Ini jelas jauh bertentangan dengan apa yang kita sebelumnya bayangkan: gagasan indah bahwa kita adalah cucu dari penghuni surga yang dikirim ke bumi. 

Gambar yang menjelaskan manusia dan primata lainnya. Jadi kita ini sodaraan ama mereka. Kadang emang suka ngeri sih liat gorilla dan monyet, soalnya mukanya punya 'ekspresi' yang mirip manusia. 

Saya tidak tahu kamu berada di pihak yang percaya yang mana. Di satu sisi, evolusi mempunyai banyak bukti sahih yang sulit diingkari (namun tentu saja masih diperlukan bukti-bukti lainnya), di lain sisi cerita romantis bahwa kita cucu Adam juga sangat mengangkat derajat kita sebagai makhluk paling sempurna di dunia. Jadi, siapa yang mau mempercayai bahwa dirinya satu turunan dengan kera? Yang jelas, terlepas dari benar atau tidaknya, teori evolusi seolah-olah menjadi sebuah pernyataan bahwa asal usul manusia rupanya sangat jauh dari kata 'sempurna'. Tuhan tidak menciptakan kita 'ujug-ujug' begitu - berdiri tegak, dengan kepandaian, kesadaran, akal, yang sedemikian cerdas. Otak kita, yang menjadi pembeda tegas antara kita dan binatang lainnya, rupanya hasil evolusi berjuta-juta tahun, mungkin juga hanya hasil dari sebuah mutasi kebetulan - dari seekor kera purba. Hal ini tentu membuat kita berpikir bahwa oh rupanya manusia tidak sespesial itu.



.......
Apa yang saya katakan di atas jelas akan memicu konflik buat sebagian besar orang yang tidak mau percara. Saya di sini tidak hendak menyulut konflik apa-apa, tapi yang saya utarakan secara gambaran lebih luasnya adalah bahwa: MANUSIA RUPANYA TIDAK SESPESIAL ITU. Perjalanan pengetahuan seolah-olah hendak mengoreksi keyakinan kita bahwa kita adalah makhluk sempurna yang spesial dan kesayangan Tuhan. Mungkin kita ini hasil produk semesta yang unik, tapi tidak sehebat itu. Kita hidup dengan mengagungkan diri sebagai khalifah di bumi, tapi mungkin sebenarnya juga kita hanyalah bagian kecil dari kehidupan di bumi yang terbentuknya tidak "kun faya kun", tapi hasil dari proses alami yang disebut evolusi. Dan bahkan bumi kita ini sendiri juga tidak sespesial itu, hanya sebuah planet kecil yang bagaikan debu nggak berarti-berarti banget di seantero galaksi. Dan mungkin saja, di alam semesta yang maha besar ini kita tidak hidup sendiri.

So, this is my final sentence: Don't be so cocky. Kita ini bukan apa-apa. 

Komentar




  1. ....





    ( Ta' pasang emotikon jempol , lha , kok, simbol takon, tho, sing metu¿? -_- )

    BalasHapus
  2. kalau ditinjau lagi makhluk ber sel tunggal itu hasil dari evolusi apa sebelumnya?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer