Tinder Experience #1: Apakah Cari Jodoh Lewat Online Dating Itu Menyedihkan?

(Kali ini stop dulu ngomongin hal-hal berat macam agama dan filsafat hidup yak. Berat!)

...




Baca judulnya: Tinder Experience. Do I play Tinder?

Oh yes, I play Tinder. Haha!

Empat tahun lalu, kalau ada orang cerita bahwa dia mencari jodoh lewat dunia maya, entah mau lewat media sosial seperti facebook dan instagram, atau lewat situs kencan online, saya akan merasa bahwa orang itu adalah tipe yang.... menyedihkan. Kesannya, kok kayak nggak bisa cari jodoh (atau nggak laku) di dunia nyata sampai harus cari jodoh lewat online. That's pathetic...

Sampai akhirnya saya menyadari karena mengalaminya sendiri... CARI JODOH ITU SUSAH PARAH YA ALLAH!

Jadi single mendadak di usia menjelang 27 itu nggak mudah. Apalagi jadi single dengan kondisi hati yang tidak karuan (alias hancur. Hancur mas!). Sebenarnya usia 27 itu bukan usia yang tua-tua amat ya, tapi saya tinggal di Indonesia dimana jalan hidup seseorang setelah lulus kuliah dituntut untuk cepet kawin (Please, saya sekarang umur 29 tahun dan teman sepantaran saya udah ada yang punya anak 3!). 

Untungnya, saya bukan tipe yang kebelet kawin dan lahir dari keluarga yang orang-orang sebut "tipe keluarga menengah moderat". Jadi belum nikah di usia saat ini tidak pernah jadi beban pikiran yang bikin stress banget. Ada sih kepikiran dikit, cuma nggak sampai yang lebay gitu lho. Ditambah lagi, sebagai orang yang sama sekali tidak impulsif, saya butuh waktu agak lama untuk akhirnya bisa benar-benar memulai menata hati dan memulai cerita baru dengan orang lain (*duilah bahasanya).

But then I started to playin' online dating site... Awalnya saya cuma sekedar iseng doank sekalian social experiment. Iseng doank, kalik-kalik nemu jodoh untuk menemani hidup saya yang kering nggak ada romantis-romantisnya. Saya mulai bikin akun setipe.com, salah satu aplikasi cari jodoh yang sedikit "private" dan mencarikan jodoh berdasarkan algoritma kecocokan sesuai profil psikologis kita. Lalu kemudian saya mulai bikin profile tinder, dan siapa tau saya beruntung....

...



Hey, sebelum saya dituduh menyedihkan karena cari jodoh lewat dunia maya, perlu saya kasih pembelaan dulu kenapa cari jodoh itu pada dasarnya nggak semudah yang orang-orang bayangkan.

Pertama, cari jodoh di akhir 20-an itu susah lho. Stock lawan jenis udah menipis, karena banyak yang udah kawin. Belum lagi kesibukan pekerjaan akan menyita banyak waktu sehingga membuat kita jadi makin susah cari jodoh. Apalagi kalo pekerjaan kamu bukan tipe pekerjaan yang banyak ketemu orang, atau malah kerja di tempat-tempat terpencil, otomatis kolam pencarian jodoh hanya akan berkisar pada lingkungan kerjaan atau saat reunian. Dan probabilitas ketemu jodoh lewat hal-hal random kebetulan, macam ketemu di bar (atau kafe), dikenalin teman, nggak sengaja ketemu di suatu seminar, dll itu juga kecil banget dan cuma ada film-film romantis! (Or am I just too damn picky and shy?)

Kedua, saya nggak cantik. HAHA. Hei, nggak usah kasih argumen dengan hal-hal inspiratif "cantik itu yang penting inner beauty-nya", akui saja kalo wajah cantik, otomatis pria yang mendekati akan lebih banyak. Pilihan jadi lebih banyak. Kalau buat cowok, mungkin dilihat dari materi ya. Kalau uda mapan di akhir usia 20an, otomatis mau mendekati cewek juga jadi lebih percaya diri, dan ceweknya juga gampang mau! We live in a superficial world where pretty face and money help you a lot!

Ketiga, yang ini mungkin sekedar my personal issue. Saya akui bahwa saya introvert dan sedikit pilih-pilih, sehingga nemu yang benar-benar cocok itu lumayan susah (udah gitu yang mau sama saya juga nggak banyak... haha...). Sebenarnya dikatakan pilih-pilih juga enggak sih, but I do have a specific type. Dan hal ini saya sadar banget sejak main tinder. Saya akan bahas ini lebih lanjut di artikel berikutnya.

Jadi, dengan mengetahui bahwa cari jodoh itu susah (saya pernah bahas analisa ini dengan lebih komprehensif di artikel lain) dan kemudian mengalaminya sendiri, saya tidak lagi menghakimi mereka yang mencari jodoh lewat online dating site. Ini adalah salah satu strategi cari jodoh mudah yang ditawarkan era digital. 

Jadi... apakah mencari jodoh lewat online dating itu menyedihkan?

Iya sih.... HAHAHA... Orang lain yang tidak mengalami hal sama kemungkinan akan menganggap itu menyedihkan. Tapi peduli amat dengan opini orang lain ya kan. Daripada hidup kering nggak ada romantis-romantisnya.... kan saya juga pengen ngerasain kisah cinta ala La La Land. Sebagian besar nemu jodoh di sekolah, kampus, kerjaan, komunitas... sebagian nemu jodoh lewat taaruf.. sebagian nemu jodoh lewat online dating. This is digital era. 

I want a romantic life. GIVE ME A HOT GUY LIKE RYAN GOSLING PLEASE!

But tinder? Really?

Emang sih. Banyak zonk bertebaran di online dating site, apalagi Tinder yang emang terkenal sebagai aplikasi cari casual hookup. Dan aselik cowok di tinder banyak yang uda married atau taken tapi masih nampang dan ngaku single di sana. Segala hal yang sering kamu baca tentang kasus-kasus buruk mencari jodoh lewat online itu emang benar adanya. 

Tapi saya sendiri merasa bahwa, cari jodoh lewat online maupun dunia nyata sama aja. Kamu nggak pernah benar-benar bisa kenal orang. Saya tahu beberapa cowok yang emang bener brengsek dan mereka menemukan pasangan mereka di dunia nyata.... Dan saya yakin tuh pasangan nggak tahu kebejatan si cowoknya. Cuma pemberitaan tentang kasus buruk cari jodoh di dunia nyata nggak punya nilai berita, jadi nggak pernah ada beritanya aja... 

Intinya, cari jodoh di dunia nyata dan asli sebenarnya sama aja absurdnya. Tapi untuk meminimalisir itu, based on my 3 months experience using tinder, kita bisa cari jodoh beneran kok lewat online dating. Well, at least I found my guy on tinder. Haha. Saya akan bahas gimana tips dan triknya serta pengalaman saya selama main tinder di artikel yang lain...

Komentar

Postingan Populer